Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 20 Februari 2013

KELOMPOK PRIMER (PRIMARY GROUP) DAN KELOMPOK SEKUNDER (SECONDARY GROUP)
Didalam kelompok social, terdapat pengklasifiksian kelompok dan pembedaan yang luas dan fundamental antara kelompok-kelompok kecil dimana hubungan antara anggota-anggotanya sangat rapat di satu sisi, dengan kelompok-kelompok yan lebih besar di sisi lain.
Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi. Salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi. Salah satu hasil hubungan tersebut adalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Terdapt dua hal penting dari pendapat yang dikemukakan Cooley yaitu: pertama ia bermaksud untuk menunjukkan pada suatu kelas yang terdiri dari kelompok-kelompok yang konkret misalnya keluarga, kelompok belajar, rukun tetangga, dan lain-lain. Kedua adalah istilah saling mengenal yang menekankan hubungan antar individu seperti simpati dan kerjasama yang spontan. Kelompok-kelompok tersebut mempunyai makna utama dalam pelbagai arti terutama sangat penting bagi pembentukan ataupun perwujudan cita-cita social individu.
Secara psikoligis, hasil hubugan timbale balik antara anggota-anggota kelompok tersebut merupakan peleburan individu dengan cita-citanya masing-masing sehingga tujuan dan cita-cita individu juga menjadi tujuan dan cita-cita kelompok. Sudah tentu tak dapat dikatakan secara mutlak bahwa kehidupan antara anggota kelomok akan selalu harmonis, tentu adakalanya terjadi perbedaan faham, perbedaan pendapat, bahkan pertentangan namun semua itu demi kepentingan kelompok juga.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kelompok primer adalah kelompok-kelompok kecil yang permanen dan berdasarkan kenal mengenal secara pribadi antara sesame anggotanya.
Namun kenyataan yang tak dapat disangkal bahwa setiap kelompok social sampai suatu derajat tertentu pasti memiliki perasaan sebagai kesatuan dan hal itu dirasa perlu. Lagi pula ecara mutlak dapt dikatakan bahwa anggaota suatu kelompok kecil selalu saling kenal mengenal, contohnya: hubungan bawahan member hormat kepada atasan. Agar dapat mengenali teori Cooley maka akan di bicarakan hal-hal:
a.       Kondisi-kondisi fisik dari kelompok primer;
b.      Sifat hubungan[-hubungan primer;
c.       Kelomook-kelompok yang konkret dan hubungan-hubungannya primer.
a.                   Konsep Cooley mengenai hubungan saling kenal mengenal belum cukup untuk menerangkan persyaratan penting bagi adanya suatu kelompok primer. Syarat-syarat yang penting adalah pertama kelompok tersebut berdekatan satu dengan yang lainnya, kedua kelompok tersebut adalah kecil dn yang ketiga suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok yang bersangkutan. Agar terjdi hubungan yang akrab individu harus saling mengenal secara fisik. Kenal mengenal secaar fisik member kemungkinan terbntuknya kelompok prier tapi hal itu ergantung dari kemungkinan yang ditentukan oleh kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Setiap masyarakat mempunyai norma yang mengatur, terkadang hal ini dapat menjadi penghalang bagi terjadinya hubungan tersebut. Norma tersebut memiliki persyaratan – persyaratan ideal yang tidak mungkin terpenuhi secara sempurna. Hubungan primer murni masih dapat ditemui pada masyarakat  yang msih sederhana hubungan organisasinya, tidak seperti kebanyakan di kota besar.
Factor – factor eksternal dapat mendorong timbulnya kelompok – kelompok tadi, contohnya perhimpunan mahasiswa.  keuntungan lain adalaengan hadirnya mahasiswa gairah untuk belajar dapat bertambah. Kebijaksanaan yang diambil pun  lebih matang karena semat didiskusikan baik buruknya.
COOLEY tidak mengemukakan secara khusus apa yang dimaksud dengan kelompok sekunder. Dan bahkan belum pernah mempergunakan istilah tersebut. Tetapi istilah tersebut biasa digunakan untuk menggambarkan apa yang menjadi buah pikirannya. Hanya dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang dikemukakan olehnya untuk kelompok primer dapat dilihat kebaikannya. Kelompok sekunder adalah kelompok – kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tidak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Pembatasan tersebutkurang memuaskan karena walau bagaimanapun besarnya suatu kelompok social, pasti kelompok tersebut harus memenuhi persyaratan yang berlaku bagi kelompok primer, misalnya ada kesamaan tujuan, dan kelanggengan dalam batas – batas tertentu. Suatu bangsa merupakan suatu kelompok sekunder tetapi memiliki pula beberapa ciri kelompok primer. Dengan demikian lebih tepat untuk membedakannya dari sudut hubungan atau interaksi social yang membentuk struktur kelompok social yang bersangkutan.
Jelas bahwa hubungan antar manusia tidak mungkin semata – mata didasarkan atas kontrak semacam itu. Pasti harus ada rasa kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok – kelompok serta pola prilaku yang berlaku dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu adanya kelompok primer merupakan syarat mutlak terbentuknya kelompok sekunder. Dapat disimpulkan bahwa syarat – syarat dan sifat kelompok primer dan kelompok sekunder saling mengisi dan dalam kenyataan tidak dapat dipisahkan secara mutlak.
Dalam kelanjutan pertumbuhan sosiologi kedua pengertian itu telah didudukkan pada perbandingan yang sebenarnya, yaitu bahwa kedua jenis kelompok tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat dan saling melengkapi dalam kenyataan.
Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
 Menurut Charles Horton Cooley, dalam bukunya Social Organization ( 1909 )kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu kelompok primer adalah pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara adat, baik berdasarkan ikatan kedaerahan maupun hubungan darah. Contoh marga di Sumatera, trah di jawa dan suku di Papua
Dalam kelompok primer terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat diantara mereka dari pada kelompok sekunder. Dalam kelompok primer terjadi hubungan yang face to face group, yaitu kelompok sosial yang anggotanya sering berhadapan muka antara astu dengan yang lainnya dan saling mengenal dari dekat, sehingga saling berhubungan lebih erat.
Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena karena di dalam kelompok inilah individu berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Di dalam kelompok inilah individu mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Contoh kelompok primer adalah, keluarga, rukun tetangga,kelompok kawan sepermainan, kelompok belajar dsb. Sifat interaksi dalam kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.

Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
Yaitu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara sistematis untuk tujuan-tujuan tertentu.. Kelompok sekunder tersebut biasa dinamakan perkumpulan atau asosiasi.
Contoh kelompok sekunder antara lain; Koperasi, Perseroan Terbatas / PT, Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ),Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI).

Kelompok sosial dapat dibedakan juga berdasarkan kelompok formal dan kelompok informal. Inti perbedaannya, bahwa kelompok formal adalah kelompok yang berstatus resmi sedangkan kelompiok informal adalah kelompok yang tidak berstatus resmi.
Dalam kelompok formal terdapat pembagian tugas yang jelas, perbedaan peran sosial dan hierarkhi tertentu, serta norma pedoman tingkah laku bagi para anggotanya dan konvensi-konvensinya. Sebaliknya pada kelompok informal ciri-ciri tersebut kurang begitu jelas.
Di dalam suatu kelompok resmi atau sekunder yang serba besar mungkin pula terbentuk kelompok infotmal yang terdiri atas beberapa orang atau beberapa keluarga, yang mempunyai pengalaman bersama danyang bersifat interaksinya berdasarkan saling pengertian yang lebih mendalam karena pengalaman dan pandangan-pandangan yang sama.

KELOMPOK SOSIAL (SOCIAL GROUP)

KELOMPOK SOSIAL (SOCIAL GROUP)

Kelompok Sosial atau Social Group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
Syarat-syarat Kelompok sosial :
-         Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
-         Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
-         Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu,
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain.
-         Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

Tipe-tipe Kelompok Sosial
Tipe-tipe Kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar
berbagai kriteria atau ukuran :
1) Besar kecilnya jumlah anggota
2) Derajat interaksi sosial
3) Kepentingan dan wilayah
4) Berlangsungnya suatu kepentingan
5) Derajat Organisasi
6) Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.

Kelompok-kelompok Sosial yang teratur
  1. In-Group
Kelompok sosial, yang mana individu mengidentifikasikan dirinya.
  1. Out-Group
Kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya.
  1. Kelompok Primer (Primary Group) atau Face to Face Group.
Merupakan kelompok sosial yang peling sederhana, di mana anggota-anggotanya saling mengenal dan ada kerja sama yang erat.
  1. Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungan tidak perlu didasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
  1. Paguyuban (Gemeinschaft)
Bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan.
  1. Patembayan (Gesselschaft)
Ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
  1. Formal Group
Kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya.
  1. Informal Group
Tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulangkali, yang menjadi dasar bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama.
  1. Membership Group
Adalah suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
  1. Reference Group
Kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang  untuk membentuk pribadi dan perilakunya.

KELOMPOK SOSIAL



Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut social animal atau hewan sosial karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
1.        Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat.
2.        Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Kelompok sosial atau secial group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Setiap anggota mempunyai pengalaman-pengalaman masing-masing dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya di luar rumah. Saling tukar-menukar pengalaman yang disebut sosial experiences yang dalam kehidupan berkelompok mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan karena sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu dan bagaimana raksi kelompok dan bagaimana pula reaksi individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan kepribadian.
Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Suatu aspek yang menarik dari kelompok sosial tersebut adalah bagaimana caranya mengendalikan anggota-anggotanya.
A.     Tipe-Tipe Kelompok Sosial
1.      Klasifikasi Tipe-Tipe Kelompok Sosial
a.       Menurut sosiolog Jerman, Georg Simmel, memgambil ukuran besar-kecilnya jumlah anggota kelompok, bagaimana individu mempengaruhi kelompoknya serta interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian, dikembangkan dengan kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang yaitu dyad serta triad dan kelompok-kelompok kecil lainnya.
b.      Ukuran diambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut dan dikembangkan oleh F. Stuard Chapin dengan memperhatikan tinggi-rendahnya derajat kelekatan hubungan antara anggota-anggota kelompok sosial tersebut.
c.       Ukuran berdasarkan kepentingan wilayah.
2.      Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Kelompok sosial termaksud biasanya adalah atas dasar kekerabatan, usia, seks, dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan masing-masing kelompok sosial tadi memberikan kedudukan atau prestise tertentu yang sesuai dengan adat istiadat dan lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat.
3.      In-Group dan Out-Group
In-group adalah kelompok sosial di mana individu mengidentifikasi dirinya. Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Perasaan in-group atau out-group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding dengan kelompok lainnya.
4.      Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Kelompok primer atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, di mana anggotanya saling mengenal serta ada kerja sama yang erat. Contohnya keluarga, kelompok sepermainan, dan lain-lain. Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya seta kerja sama erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi juga tujuan kelompok
Kelompok sekunder adalah  kelompok-kelompok  besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tak perlu berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Contoh hubungan sekunder adalah kontrak (jual-beli).
5.      Paguyuban (Gemeinschaft) dan Paatembayan (Gesellschaft)
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya.
Oleh Tonnie dikatakan bahwa suatu paguyuban (temeinschaft) mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut;
a.       Intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra
b.      Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja.
c.       Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang lain di luar “kita”.
Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai sebagai suatu bentuk dlam pikiran belaka (imaginary). Bentuk patembayan terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal-balik, misalnya ikatan antara pedagang organisasi dalam suatu pabrik atau industri, dan lain-lain. Tiga tipe patembayan yaitu sebagai berikut;
a.       Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
b.      Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong, contoh: rukun tetangga, rukun warga, arisan.
c.       Paguyuban karena jiwa-pikiran (gemeinschaft of mind), yang merupakan suatu gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, ideologi yang sama. Paguyuban semacam ini biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
6.      Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesama, contohnya organisasi. Sedangkan informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali dan didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama, contohnya klik (clique).
7.      Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Sedangkan reference group adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribaddi dan perilakunya.
8.      Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul kaeran semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di  mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter indonesia, dan lain-lain. Sedangkan kelompon volunter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
B.     Kelompok-Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
1.      Kerumunan (Crowd)
Merupakan individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat.
2.       Publik
Bukan merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film, dan lain sebagainya.
Reaksi:

0 komentar:

Post a Comment


1. Klasisikasi menurut cara terbentuknya

a. Kelompok semu adalah kelompok yang terbentuk secara spontan.

Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan

Kelompok semu dibagi menjadi :
- Crowd (kerukunan)
- Publik
- Massa

1.Kerumunan
*kerumunan yang beratikulasi dengan struktur sosial

1). Formal audiency / pendengar formal
khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences) merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan ,sifatnya pasif.contohnya adalah penonton film ,orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.
2). Planned expressive group
Kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut  serta kepuasaan yang dihasilkan .fungsinya adalah sebagai penyalur  ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan sehari-hari, contohnya :orang yang berpesta,berdansa,dan sebagainya.

*kerumunan yang bersifat sementara(casual crowds)
1). Inconvenient Causal Crowds
Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama. contohnya : orang antri tiket kereta api

2). Panic Causal Crowds
Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik(panic crowds ), yaitu orang –orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya .dorongan dalam diri individu-individu dalam kerumunan tersebut mempunyai kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik
3). Spectator Causal Crowds
kerumunan penonton(spector crowds )terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu.kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton,tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan ,sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya tak terkendalikan .
*kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lawless crowds)
1). Ecting Low less Crowds
Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs ) bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuataan fisik yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat .biasanya kumpul orang-orang tersebut bergerak karena merasakan bahwa hak-hak mereka diinjak-injak atau karena tak adanya keadilan.contohnya: para buruh yang berdemo.
2). Immoral low less crowds
Kerumunan yang bersifat immoral(immoral crowds) hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah kerumunan yang bersifat bertentangan dengan norma-norma masyarakat. contohnya : orang-orang yang sedang minuman-minuman keras.

2.Publik
Perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv dan pengeras suara.

3.Massa
Massa, merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
contohnya : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.

b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.

Ciri-ciri Kelompok Nyata :

1). Kelompok Statistical Group
Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian.

Ciri-ciri kelompok statistik :

a. Tidak direncanakan, tetapi bukan berarti sangat mendadak melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
b. Tidak terorganisir
c. Tidak ada interaksi terus menerus
d. Tidak ada kesadaran berkelompok
e. Kehadirannya konstan

2). Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.

3). Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.

4). Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).

B. Ciri-ciri Kelompok Sosial
Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto:
·         Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
·         Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
·         Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
·         Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
·         Bersistem dan berproses.

C.Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
Dasar pembentukan Kelompok Sosial berasal dari 4 Faktor diantaranya :
1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
2. Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry)
3. Faktor geografis
4. Factor daerah asal yang sama
1. Faktor pembentuk kelompok
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
  1. Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
  1. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Stofa_i_hradbraut.jpg/200px-Stofa_i_hradbraut.jpg
D. Macam-macam kelompok sosial
Gb. 1 Sekolah merupakan salah satu contoh kelompok sosial


Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
  • Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
  • Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
  • Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
  • Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

BAB I
Kelompok sosial


A.Pengertian kelompok sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Secara sosiologis istilah kelompok  mempunyai Pengertian sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi ,di mana dapat mengakibatkan tumbuhnya parasaan bersama.dalam buku sociology an introduction .joseph s.roucek dan roland L.warren (1984) menyatakan bahwa satu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang di antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya bahwa kelompok adalah suatu group ,yaitu jumlah orang yang ada antara hubungan satu sama lain dan antara hubungan itu bersifat  sebagai sebuah struktur.
Berikut ini merupakan pengertian dari Kelompok Sodila menurut para Ahli diantaranya :
1.Menurut Sorjono Soekanto
kelompok sosial sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan yang saling mempengaruhi.
2. Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL


KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL
A. Definisi Kelompok Sosial
1. Menurut Soerjono Soekanto = Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2. Menurut Hendro Puspito = Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt = Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
1. Klasifikasi W.G. Summer – identifikasi diri.
IN-GROUP
Adalah kelompok social dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya. Dilihat dari sikapnya, sikap in-group pada umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. digunakan pada anggota kelompok yang memiliki persahabatan, kerja sama dan keteraturan.
Contoh : Siswa sebuah SMA akan merasa memiliki ikatan dengan sekolahnya hingga ia akan mengatakan “sekolah kami” kepadia siswa sekolah lain ketika mereka berjumpa.
OUT-GROUP
adalah anggota kelompok lain yang cenderung ditandai rasa kebencian dan permusuhan. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati.
Contoh :
Ketika konflik social terjadi antar penduduk kampong,maka perasaan dan anggapan out group akan membahayakan in group,sehingga solidaritas pada kelompok dalam semakin kuat sedangkan prasangka pada kelompok luar semakin tajam.
  2. KELOMPOK SOSIAL BERDASAR ACUAN BERSIKAP/BERTINDAK
*MEMBERSHIP GROUP
Kelompok sosial tempat seseorang yang secara fisik menjadi anggotanya.
Contoh : seorang siswa dari seuah SMA
*REFERENCE GROUP
Kelompok sosial yang dijadikan acuan dalam bersikap, menilai atau bertindak oleh seseorang yang bukan sebagai anggota kelompoknya
Contoh : Seorang siswa SMA yang berprilaku seperti serang mahasiswa.padahal ia belum menjadi mahasiswa
3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Sistem Hubungan
a.  Kelompok Formal
Kelompok Formal adalah kelompok yang memiliki sistem hubungan yang sengaja diciptakan, sehingga unsur-unsur dalam suatu organisasi merupakan bagian-bagian fungsional yang berhubungan.
b.    Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelmpok yang memiliki hubungan secara pribadi, bersifat erat dan intim.
4. Klasifikasi Menurut Cara Terbentuknya
Klasifikasi kelompok menurut cara terbentunya dapat dibedakan menjadi kelompok semu dan kelompok nyata.
a). Kelompok Semu
Kelompok semu timbul ditengah-tengah pergaulan hidup manusia, bersifat sementara, tidak mempunyai kemungkinan membentuk tradisi ataupun ikatan sebagai anggota. Kelompok semu biasa disebut khalayak ramai atau khalayak umum. Kelompok semu tidak memiliki aturan-aturan sebagai pengendali. Berikut ini adalah ciri-ciri kelompok semu.
  • Tidak terencana, terjadinya tidak sengaja, sangat mendadak, atau spontan.
  • Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu.
  • Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi dan tidak ada komunikasi secara terus menerus.
  • Tidak ada kesadaran berkelompok.
  • Kehadirannya tidak konstan.
Atas dasar ciri-ciri tersebut, kelompok semu dapat dibedakan menjadi kerumunan (crowd), massa (mass), dan publik.
1) Kerumunan (Crowd)
Kerumunan terbagi menjadi beberapa bentuk, seperti berikut ini :
  • Formal audience atau khalayak penonton, bisa juga pendengar resmi merupakan kerumunan yang mempunyai suatu pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya sangat pasif. Contohnya : Penonton bioskop dan hadirin pada suatu khotbah,
  • Planned expressive group adalah kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tercermin dalam kegiatan kerumunan serta kepuasan yang dihasilkan. Fungsinya sebagai pelepas ketegangan-ketegangan yang dialami orang kerena pekerjannya sehari-hari. Contohnya : orang-orang yang berdansa, berpesta, dan berekreasi.
  • Inconvenient causal crowds, kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama. Misalnya, orang-orang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis. Dalam kerumunan ini kehadiran orang luar menjadi halangan terhadap tercapainya maksud anggota kelompok.
  • Panic causal crowds atau kerumunan panik, yaitu orang-orang dalam keadaan penik yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Dorongan dalam diri individu cenderung mempertinggi kepanikan.
  • Spectator causal crowds atau kerumunan penonton, terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu. Kerumunan ini hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan.
  • Acting lawless crowds disebut juga actings mods atau kerumunan emosional. Kerumunan ini mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma sosial.
  • Immoral lawless crowds atau kerumunan tak bermoral, yaitu segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup, tetapi tanpa tujuan tertentu. Contohnya : orang-orang yang mabuk.
2) Massa atau Mass
Massa atau mass merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan. Misalnya, kelompok yang dikumpulkan untuk berdemonstrasi.
3)         Publik
Publik sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri terbentuknya yang hampir sama dengan massa, perbedaannya adalah publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti radio, televisi, dan pengeras suara. Alat-alat komunikasi memungkinkan publik berkembang jauh lebih besar jumlahnya, bahkan, meliputi sebagian dunia. Namun, dengan jumlah yang membesar tidak terbatas, akibatnya perhatian publik semakin tidak tajam.
Untuk memudahkan membentuk publik, biasanya digunakan cara-cara yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial atau kebiasaan masyarakat yang bersangkutan. Dalam penggunaan sehari-hari, kata publik biasanya disalahartikan dengan kata hadirin atau audience. Intinya hadirin adalah kelompok semu yang menempati suatu tempat yang sama sehingga mudah bertatap muka, sedangkan publik tidak harus dalam suatu tempat yang sama. Kerancuan istilah ini biasanya disebabkan kelompok semu dari salah satu bentuk kerumunan sekaligus bergabung dengan bentuk massa atau publik, misalnya kelompok yang mendengarkan pidato disuatu tempat, sekaligus pidatonya juga disiarkan melalui radio atau televisi.
b) Kelompok Nyata
Kelompok nyata mempunyai beberapa ciri khusus yang membedakannya dari kelompok semu. Sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai satu ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
Kelompok nyata terbagi ke dalam beberapa bentuk, sebagai berikut :
1) Kelompok Statistik atau Statistical Group
Kelompok statistik atau statistical group memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Tidak direncanakan, tidak disengaja, tetapi tidak berarti sangat mendadak atau secara spontan, melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
  • Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu.
  • Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi dan tidak ada komnikasi secara terus menerus.
  • Tidak ada kesadaran berkelompok.
  • Kehadirannya konstan.
Kelompok statistik biasanya terbentuk karena dijadikan saran penelitian oleh ahli-ahli statistik atau sosiolog untuk kepentingan penelitian. Orang-orang yang dikelompokkan sebagai anggota biasanya tidak sadar dimasukkan sebagai anggota kelompok nyata statistik, mereka lebih berperan sebagai objek dari pada subjek.
Apabila kelompok nyata statistik ini diukur dengan kriteria yang diberikan oleh sosiologi, bahwa kelompok harus mencerminkan adanya kesadaran kelompok, interaksi dan komunikasi, maka kriteria tersebut tidak bisa diterapkan pada kelompok ini sehingga kelompok statistik tidak bisa dianggap sebagai kelompok. Meskipun banyak ahli sosiologi tidak menganggap kelompok ini sebagai sociologically significant, tetapi pengelompokan ini akan besar manfaatnya untuk memperoleh data-data dalam suatu penelitian ilmiah yang berdasarkan statistik. Misalnya, penggolongan kelompok menjadi kelompok anak-anak, wanita dan orang tua atau penggolongan kelompok berdasarkan pemilik kendaraan bermotor, kelompok pengusaha, sesuai dengan kebutuhan suatu penelitian.
2) Kelompok Sosieta atau Sosietal Group (Kelompok Kemasyarakatan)
Kelompok sosieta atau sosietal group memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Tidak direncanakan, tidak disengaja, terbentuk dengan sendirinya.
  • Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu.
  • Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, ataupun komunikasi
  • Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok.
  • Kehadirannya konstan.
Kelompok sosieta memiliki kesadaran akan adanya kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, dan kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi diantara anggota dan tidak terlibat dalam organisasi.
Kelompok ini sadar dengan adanya unsur-unsur yang sama yang dimiliki seluruh anggota, tetapi tidak ada suatu interaksi. Dibandingkan dengan kelompok nyata statistik, kelompok sosieta anggota-anggotanya lebih berperan sebagai pelaku (subjek) dari pada objek.
3) Kelompok Sosial atau Social Group
Pengamat-pengamat sosial sering menyamakan kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompom sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus. Contohnya, tetangga, kenalan, teman sepermainan, teman seperjuangan, dan teman sekota.
4) Kelompok Asosiasi atau Associational Group
Kelompok ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Direncanakan atau sengaja dibentuk.
  • Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah.
  • Adanya interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus menerus.
  • Adanya kesadaran kelompok yang kuat.
  • Kehadirannya konstan.
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur  formal atau kepengurusan, seperti ketua, para staf dan para pembantunya. Didalamnya terdapat kesadaran dan kesamaan perhatian atau keinginan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu sehingga tampak adanya persamaan jenis perhatian, interaksi sosial, dan struktur organisasi.
Kadang-kadang tidak jelas batas-batas antara kelompok-kelompok kecil yang satu dengan lainnya yang digolongkan ke dalam kelompok asosiasi ini, misalnya perkumpulan olah raga atau kesenian dengan kesatuan angkatan bersenjata, atau partai-partai dengan badan-badan pendidikan.