Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 20 Februari 2013

KELOMPOK SOSIAL



Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut social animal atau hewan sosial karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
1.        Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat.
2.        Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Kelompok sosial atau secial group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Setiap anggota mempunyai pengalaman-pengalaman masing-masing dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya di luar rumah. Saling tukar-menukar pengalaman yang disebut sosial experiences yang dalam kehidupan berkelompok mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan karena sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu dan bagaimana raksi kelompok dan bagaimana pula reaksi individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan kepribadian.
Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Suatu aspek yang menarik dari kelompok sosial tersebut adalah bagaimana caranya mengendalikan anggota-anggotanya.
A.     Tipe-Tipe Kelompok Sosial
1.      Klasifikasi Tipe-Tipe Kelompok Sosial
a.       Menurut sosiolog Jerman, Georg Simmel, memgambil ukuran besar-kecilnya jumlah anggota kelompok, bagaimana individu mempengaruhi kelompoknya serta interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian, dikembangkan dengan kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang yaitu dyad serta triad dan kelompok-kelompok kecil lainnya.
b.      Ukuran diambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut dan dikembangkan oleh F. Stuard Chapin dengan memperhatikan tinggi-rendahnya derajat kelekatan hubungan antara anggota-anggota kelompok sosial tersebut.
c.       Ukuran berdasarkan kepentingan wilayah.
2.      Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Kelompok sosial termaksud biasanya adalah atas dasar kekerabatan, usia, seks, dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan masing-masing kelompok sosial tadi memberikan kedudukan atau prestise tertentu yang sesuai dengan adat istiadat dan lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat.
3.      In-Group dan Out-Group
In-group adalah kelompok sosial di mana individu mengidentifikasi dirinya. Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Perasaan in-group atau out-group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding dengan kelompok lainnya.
4.      Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Kelompok primer atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, di mana anggotanya saling mengenal serta ada kerja sama yang erat. Contohnya keluarga, kelompok sepermainan, dan lain-lain. Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya seta kerja sama erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi juga tujuan kelompok
Kelompok sekunder adalah  kelompok-kelompok  besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tak perlu berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Contoh hubungan sekunder adalah kontrak (jual-beli).
5.      Paguyuban (Gemeinschaft) dan Paatembayan (Gesellschaft)
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya.
Oleh Tonnie dikatakan bahwa suatu paguyuban (temeinschaft) mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut;
a.       Intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra
b.      Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja.
c.       Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang lain di luar “kita”.
Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai sebagai suatu bentuk dlam pikiran belaka (imaginary). Bentuk patembayan terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal-balik, misalnya ikatan antara pedagang organisasi dalam suatu pabrik atau industri, dan lain-lain. Tiga tipe patembayan yaitu sebagai berikut;
a.       Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
b.      Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong, contoh: rukun tetangga, rukun warga, arisan.
c.       Paguyuban karena jiwa-pikiran (gemeinschaft of mind), yang merupakan suatu gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, ideologi yang sama. Paguyuban semacam ini biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
6.      Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesama, contohnya organisasi. Sedangkan informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali dan didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama, contohnya klik (clique).
7.      Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Sedangkan reference group adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribaddi dan perilakunya.
8.      Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul kaeran semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di  mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter indonesia, dan lain-lain. Sedangkan kelompon volunter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
B.     Kelompok-Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
1.      Kerumunan (Crowd)
Merupakan individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat.
2.       Publik
Bukan merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film, dan lain sebagainya.
Reaksi:

0 komentar:

Post a Comment

0 komentar:

Posting Komentar